Sekumpulan Pemuda Tumbuhkan Minat Baca

Kampung nelayan ini berdekatan dengan perbatasan Jatim-Jateng. Dari pusat kota kabupaten, jaraknya sekitar 40 kilometer. Dengan kendaraan pribadi, butuh waktu tempuh sekitar 45-60 menit. Jarak tersebut cukup jauh dari perpustakaan umum Tuban di Jalan Sunan Kalijaga.

Sekumpulan pemuda desa setempat inilah yang mendekatkan masyarakat sekitar dengan buku bacaan. Ya, dengan perpustakaan maya coretan tiang bulu, masyarakat setempat tidak perlu jauh-jauh datang ke kota.

Meski salah satu unsur namanya tertulis Maya, perpustakaan ini nyata adanya. Memang, tidak ada tempat khusus untuk memajang buku yang dikoleksi. sekretariat perpustakaan maya dibawah akun grup media sosial coretan tiang bulu ini juga tak ada.

Jawa pos radar tuban hampir setiap hari melintas di kampung nelayan tersebut, selama itu pula, tak terlihat satu pun identitas perpustakaan yang berumur sekitar dua tahun itu.

"Namanya perpustakaan maya, jadi tidak nyata. Maksud tidak nyatanya ya tempatnya tidak ada" kata Nur Hisyam, salah satu admin.

Di bawah akun medsos beridentitas CTB inilah perpustakaan maya didirikan sekelompok pemuda setempat. sekitar enem pemuda  yang mempunyai ide tersebut. Mereka Nur Hisyam, Solik, Bisrul Jawad, Darsono, Nur Hadi, dan Erfan Djawawi. Perpustakaan Maya berdiri pada Desember 2013.

Ide itu muncul dalam obrolan kecil enam pemuda tersebut. Alasan dibentuknya perpustakaan Maya untuk menumbuhkembangkan minat baca disekitar kampung nelayan.

Dikatakan Nur Hisyam, selama ini untuk mendapatkan buku bacaan harus jauh ke kota. "Untuk koleksi buku sekitar 200 buku" terang dia.

Buku-buku tersebut disimpan di rumah masing-masing admin perpustakaan Maya. Di rumah Nur Hisyam misalnya setumpuk buku disimpan di lemari. ketika buku tersebut dibutuhkan, maka admin pun mengambil dan mendata peminjam. "Cara meminjamnya ya melalui dunia maya. Setelah pinjam, mau dibaca di mana saja boleh" terang dia.

Aktivitas perpustakaan Maya ini pun benar-benar di dunia maya. Buku yang telah dimilki perpustakaan dari admin dan anggota diunggah. Koleksinya bidang sosial, komunikasi, politik, religi, majalah, dan anak-anak serta buku lainnya.

Dengan berkomunikasi lewat medsos tersebut, peminjam langsung berinteraksi dengan admin. Setelah admin dan peminjam sepakat, maka peminjam bisa datang ke admin untuk mengambil buku. "Semuanya gratis tanpa biaya sepeser pun. Ini semata-mata untuk meningkatkan minat baca" tambah Nur

Alumnus SMA Muhammadiyah 3 Bancar ini lebih lanjut mengatakan, admin perpustakaan ini sudah berupaya mencari tempat khusus untuk perpustakaan di desa setempat. Karena terkendala berbagai hal, kondisi tersebut belum memungkinkan. Meski demikian, dia bersama admin lain terus berusaha untuk mengunggah buku-buku terbaru dan layak untuk dibaca semua kalangan. Itu semata-mata untuk kemajuan anak bangsa. Radar Tuban (Zaki Tamami)

0 comments

Leave a Reply