Pemerintah Beri Lampu Hijau KrisEnergy

SEPUTAR MBULU - Pemerintah akhirnya menyetujui rencana pengembangan (plan of development) lapangan gas Lengo di Blok Bulu (Bulu PSC) yang diajukan perusahaan minyak dan gas asal Singapura, KrisEnergy.

"Pemerintah Indonesia telah menyetujui rencana pengembangan (PoD) untuk lapangan gas Lengo dalam Bulu PSC (Bulu production sharing contract) di lepas pantai Jawa Timur," demikian rilis yang dikeluarkan KrisEnergy pada 29 Desember 2014 lalu.

Direktur Eksplorasi & Produksi KrisEnergy, Chris Gibson-Robinson, menyambut baik lampu hijau yang diberikan pemerintah tersebut. Dia mengatakan perwakilan KrisEnergy di Jakarta siap membangun lapangan gas Lengo.

KrisEnergy berencana akan membangun unmanned wellhead platform alias anjungan sumur migas yang tak dihuni serta empat sampai lima sumur pengembangan. Perusahaan tersebut juga akan membangun jaringan pipa sepanjang 65 kilometer (km) untuk mengekspor gas.

Dengan persetujuan tersebut, Blok Bulu akan menjadi blok migas milik KrisEnergy yang pertama beroperasi di Indonesia. Blok ini memiliki total luas 697 kilometer persegi di tiga lokasi lepas pantai Jawa Timur. Satu di antaranya berada tepat di lepas pantai Bulu. (wak)

3 comments

  1. KrisEnergy: POD PSC Bulu Disetujui

    MigasReview, Jakarta - Rencana pengembangan (POD) KrisEnergy Ltd. untuk Lapangan Gas Lengo di PSC Bulu, lepas pantai Jawa Timur, telah disetujui oleh SKK Migas.

    Dalam pengumumannya, Senin (29/12), perusahaan menyatakan bahwa persetujuan POD tersebut membuka jalannya sebagai operator untuk menindaklanjuti negosiasi formal perjanjian jual beli gas (PJBG) dengan pembeli potensial.

    PSC Bulu mencakup area seluas 697 km2 di tiga area terpisah – Bulu A, Bulu B dan Bulu C – di Cekungan Jawa Timur pada kedalaman 50- 60 meter.

    Penemuan gas Lengo berlokasi di area Bulu A dan akan dikembangkan melalui empat sumur pengembangan dan satu platform kepala sumur tak berawak.

    Jalur pipa ekspor berdiameter 20 inchi dengan panjang 65 km akan mentransportasikan gas secara langsung ke darat.

    Produksi diperkirakan dimulai sekitar 24 bulan setelah para mitra joint-venture menetapkan keputusan akhir investasi (FID) dan diperkirakan mencapai puncaknya pada 70 juta kaki kubik per hari.

    PSC Bulu berdekatan dengan PSC East Muriah yang dioperasikan KrisEnergy, dan mencakup penemuan gas East Lengo.

    Perusahaan berencana untuk mengebor satu sumur appraisal di PSC East Muriah dan, jika berhasil, mengembangkan gas East Lengo via satu sumur yang terhubung dengan fasilitas Lengo.

    KrisEnergy juga mengoperasikan PSC Sakti, satu blok eksplorasi yang berdekatan dengan area Bulu A, di mana perusahaan telah merampungkan program akuisisi seismik 2D sepanjang 1.202 km dan 3D seluas 401 km2 awal tahun ini.

    “Ini adalah POD pertama kami sebagai operator di Indonesia dan kami terus mengembangkan kompetensi teknis dan manajemen proyek kami di Jakarta agar siap menghadapi momen ini," kata Direktur Eksplorasi dan Produksi KrisEnergy Chris Gibson-Robinson.

    Begitu beroperasi, Lapangan Lengo akan menyebabkan bauran produksi KrisEnergy menjadi 52% gas dan 48% minyak.

    Permintaan gas terus tumbuh pesat di Indonesia dan harga gas untuk jangka panjang tetap kuat di tengah gejolak harga minyak internasional.

    KrisEnergy menguasai 42,5% saham kerja di PSC Bulu sekaligus operator dan bermitra dengan AWE Limited yang memiliki 42,5%, PT Satria Energindo 10% dan PT Satria Wijayakusuma 5%. (cd)

  2. FID Lapangan Lengo Segera Disusun

    MigasReview, Jakarta - Menyusul disetujuinya rencana pengembangan (POD) Lapangan Gas Lengo di PSC Bulu, lepas pantai Jawa Timur, oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), para mitra mulai menyusun keputusan akhir investasi (FID).

    “Proyek ini telah mencapai momentum yang sangat penting dan kami dengan operator PSC Bului, KrisEnergy, segera masuk ke tahap FID,” kata Direktur Pelaksana AWE Bruce Clement dalam pernyataannya, Senin (5/1).

    Clement menambahkan, persetujuan atas proyek tersebut merupakan tonggak bersejarah lain bagi AWE dan menorehkan keberhasilan atas strategi pertumbuhannya dan keuntungan dari portofolio aset berimbangnya.

    “Lengo berada pada posisi yang bagus untuk memasok pasar gas yang terus menguat di Jawa Timur di mana naiknya permintaan telah mendorong harga gas di tengah bergejolaknya pasar minyak,” kata Clement.

    Seperti diberitakan sebelumnya, pada Senin 29 Desember 2014 lalu, KrisEnergy Ltd. mengumumkan disetujuinya POD Lapangan Gas Lengo oleh SKK Migas.

    Menurut perusahaan, persetujuan POD tersebut membuka jalannya sebagai operator untuk menindaklanjuti negosiasi formal perjanjian jual beli gas (PJBG) dengan pembeli potensial.

    PSC Bulu mencakup area seluas 697 km2 di tiga area terpisah – Bulu A, Bulu B dan Bulu C – di Cekungan Jawa Timur pada kedalaman 50- 60 meter.

    Penemuan gas Lengo berlokasi di area Bulu A dan akan dikembangkan melalui empat sumur pengembangan dan satu platform kepala sumur tak berawak.

    Jalur pipa ekspor berdiameter 20 inchi dengan panjang 65 km akan mentransportasikan gas secara langsung ke darat.

    Produksi diperkirakan dimulai sekitar 24 bulan setelah para mitra joint-venture menetapkan keputusan akhir investasi (FID) dan diperkirakan mencapai puncaknya pada 70 juta kaki kubik per hari.

    PSC Bulu berdekatan dengan PSC East Muriah yang dioperasikan KrisEnergy, dan mencakup penemuan gas East Lengo.

    “Ini adalah POD pertama kami sebagai operator di Indonesia dan kami terus mengembangkan kompetensi teknis dan manajemen proyek kami di Jakarta agar siap menghadapi momen ini," kata Direktur Eksplorasi dan Produksi KrisEnergy Chris Gibson-Robinson.

    Begitu beroperasi, Lapangan Lengo akan menyebabkan bauran produksi KrisEnergy menjadi 52% gas dan 48% minyak.

    KrisEnergy menguasai 42,5% saham kerja di PSC Bulu sekaligus operator dan bermitra dengan AWE Limited yang memiliki 42,5%, PT Satria Energindo 10% dan PT Satria Wijayakusuma 5%. (cd)

  3. KrisEnergy Rampungkan Seismik 2D & 3D di PSC Sakti

    MigasReview, Jakarta – KrisEnergy Ltd, Kamis (13/11), mengumumkan bahwa akuisisi data seismik 2D di area sepanjang 1.200 km dan 3D seluas 401 kilometer persegi di PSC Sakti, lepas pantai Jawa Timur, telah dirampungkan.

    Akuisisi seismik yang dilakukan dengan menggunakan kapal S.V. Nordic Bahari dimulai pada 8 September 2014. Sementara itu akuisisi seismik 3D dilakukan oleh PT CGG Services Indonesia begitu Nordic Bahari menyelesaikan tugasnya.

    Dalam laporan kinerja dan operasional kuartal ketiga 2014-nya, KrisEnergy menyebutkan bahwa belanja eksporasi dan pengembangan akuisisi seismik PSC Sakti mencapai US$1,7 juta.

    Blok eksplorasi Sakti mencakup area seluas 4.974 km2 di lepas pantai Jawa Timur, di sisi barat Cekungan Jawa Timur, Lengkungan Bawean, dan Kanal Muriah. Kedalaman air di area tersebut berkisar 50-60 meter.

    KrisEnergy memiliki 95 persen saham kerja operasi di PSC Sakti sementara 5 persen lainnya dikuasai oleh Golden Haven Jaya Ltd. (cd)

Leave a Reply