Menelusuri Jejak Sistem Pemerintahan Hindia-Belanda di Bulu (1)


Sebuah sumur tua yang terletak di seberang pertigaan AMD, Dusun Karanganyar, Desa Sukolilo, ini mungkin bisa sedikit bercerita tentang sistem pemerintahan kolonial Hindia-Belanda di Bulu dulu. Para penduduk setempat setiap tahun sehabis masa panen padi biasanya menggelar acara sedekah bumi di sekitar sumur yang sekarang fungsinya sebagai sumber air penduduk telah semakin tergantikan oleh pipa PDAM.

Konon dahulunya adalah sebuah sumur kecil di pinggir jalan, hanya berupa lubang dengan sumber air yang memancar di dalamnya. Entah siapa yang menggalinya pertama kali. Para petinggi atau kepala desa di wilayah onderdistrik atau asisten kawedanan Bancar di Bulu kemudian memugar atau merenovasinya pada sekitar dekade pertama abad 20.

Para petinggi yang melakukan 'repotan' atau 'begandring' (dari bahasa Belanda: vergadering, kumpulan atau rapat) secara rutin (mungkin tiap bulan?) di kediaman dinas Asisten Wedono Bancar yang terletak di sebelah selatan pertigaan AMD (peninggalannya berupa sebuah sumur mati dan pondasi bangunan masih dapat kita temukan di atas sebidang tanah yang sekarang dimiliki H. Abdul Aziz Ghozali itu), tidak jauh dari lokasi sumur ini. Para kepala desa itu merasa tidak enak untuk mengambil air di sumur Asisten Wedana.

Asisten Wedana adalah jabatan pangreh praja kira-kira setingkat camat sekarang. Di pemakaman umum desa Bulujowo dapat kita jumpai sebuah makam seorang Asisten Wedono. Birokrasi kolonial Hindia-Belanda membedakan pemerintahan yang dibawahi oleh pejabat pribumi yang disebut Pangreh Praja dengan pejabat Binenland Bestuur yang selalu dipegang oleh orang Belanda seperti Gubernur Jenderal, Residen, Asisten Residen, dan pejabat Controlleur.

Pejabat pribumi atau Pangreh Praja antara lain Bupati atau Regent yang membawahi daerah Kabupaten, Patih, Wedana yang membawahi daerah Distrik atau Kawedanan, dan Asisten Wedana yang membawahi Onder-Distrik atau setingkat Kecamatan. Sumur tua ini direnovasi pertama kali oleh para petinggi di wilayah onderdistrik Bancar.

*) Yoyok, lulusan Sejarah UNESA, bertampat tinggal di Dusun Karanganyar, Desa Sukolilo

0 comments

Leave a Reply