Nelayan Bulu Sebut "Tembaru Cino"

SEPUTAR MBULU - Hari ini warga Tionghoa di belahan penjuru dunia merayakan Imlek. Namun, jauh sebelum mengenal istilah Imlek, nenek moyang nelayan Bulu menyebut tahun baru China tersebut dengan sebutan "Tembaru Cino".

"Tembaru Cino ini sering kita dengar diucapkan orang-orang tua kita (nenek, kakek, buyut), apalagi seorang pelaut. Sebuah peleburan budaya karena sekian lama hidup berdampingan dalam satu komunitas kampung," kata sejarawan muda Bulu, Erfan Djawawi, Kamis, 19 Februari 2015.

Erfan menambahkan, Tembaru Cino merupakan pertanda musim, di mana di negeri China (sekarang disebut Tiongkok) sana adalah hari awal masuk musim semi. "Dan di kita, di khatulistiwa adalah musim hujan beserta badai angin muson barat menguat (baratan)," ujarnya.

Perbedaan musim pada belahan dunia, kata dia, dikarenakan adanya pergeseran matahari dari utara ke selatan khatulistiwa. "Saat ini matahari ada di selatan, di mana Australi akan terpapar teriknya dan sebentar lagi akan kita dengar dari teve hutan-hutan di sana terbakar hebat," jelasnya.

Sedangkan, menurut dia, di area khatulistiwa musim hujan, di China musim semi, dan di daerah kutub utara, yakni Rusia adalah musim dingin (salju). Tahun baru Imlek 2566 kali ini memiliki shio kambing kayu. (wak)

0 comments

Leave a Reply