Pendidikan Belum Perhatikan Siswa "Bodoh"

SEPUTAR MBULU - Fenomena Hasan Permatasari setidaknya menjadi bukti bahwa pendidikan di Indonesia, khususnya di Bulu, belum sepenuhnya memberikan perhatian lebih terhadap anak-anak yang terlanjur dicap "bodoh".

Padahal, bila diberikan perhatian dan bimbingan secara serius, tak menutup kemungkinan di Bulu kelak akan muncul Hasan-Hasan lain yang punya daya kreasi dan inovasi yang mumpuni.

Koordinator Coretan Tiang Bulu (CTB), Erfan Djawawi, menilai fenomena Hasan Permatasi merupakan kritik bagi dunia pendidikan yang berjarak pada kehidupan nyata atau sehari-hari.  

"Pendidikan harus membumi, jangan diawang-awang. Apalah guna pendidikan jika bukan untuk menyumbang sesuatu bagi kehidupan," katanya saat dihubungi, Jumat, 26 September 2014.

Hasan Permatasari, 26 tahun, adalah pencipta powerbank manual asal Desa Banjarjo. Dengan ketekunannya mempelajari sejumlah peranti elektronik secara otodidak, ia berkreasi membuat powerbank sendiri.

Pemilik nama asli Abdul Hasan tersebut hanyalah lulusan sekolah dasar. Ia dulu sempat tidak naik kelas. Karena merasa malu dicap bodoh, ia lantas berhenti sekolah saat kelas 2 sekolah menengah pertama.

Namun, berkat ketekunannya ia membuktikan bahwa dirinya tidak kalah pintar dengan anak kuliahan. "Aku bento tah lah, tapi cah-cah kuliah durung mesti iso gawe powerbank koyok aku," katanya seraya tertawa kepada Seputar mBulu di ujung telepon beberapa waktu lalu. (wak)

0 comments

Leave a Reply