Guru Besar Matematika ITB: Pendidikan Perlu Dibereskan Segera

SEPUTAR MBULU - Di dalam matematika tak ada kebenaran yang ada hanyalah kesahian. Jika penalarannya sahih, maka kita terima walaupun kesimpulannya mungkin aneh.

Demikian kicauan guru besar matematika Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Iwan Pranoto, dalam akun Twitter-nya, @iwanpranoto, Senin, 22 September 2014, mengomentari kasus yang kini lagi ramai dibahas di media sosial.

Sebagaimana diketahui, beberapa hari terakhir ini netizen ramai memperbincangkan seorang guru sekolah dasar yang menyalahkan pekerjaan anak didiknya hanya karena dianggap salah dalam menuliskan operasi perkalian bilangan.

Menurut Iwan, perkalian 3×4 diartikan 4+4+4 itu betul. Sedangkan 3×4 diartikan 3+3+3+3 juga betul. "Tergantung kita memaknainya bagaimana. Di matematika, guru bukan sumber kebenaran," katanya.

Iwan menengarai hal itu terjadi karena cara bertanya dan mengoreksi kebanyakan guru di Indonesia salah. "Kita harus paham cara memeriksa pemahaman perkalian. Kalau sekedar tanya 3×4= .... ya tentu anak kita boleh menjawab sesuai pengertiannya," ujarnya.

Pertanyaan guru, kata Iwan, seharusnya jika 2×3 = 3+3, tentukan 3×4. "Jika dengan pertanyaan ini anak jawabnya 3+3+3+3, barulah disalahkan," ujar pria yang getol mengkampanyekan bahwa matematika adalah seni.

Lebih jauh Iwan mengatakan dari kasus perkalian 3×4 ini dapat dibaca tentang budaya dan pendidikan masyarakat Indonesia yang tak sehat.

Iwan mencontohkan budaya dan pendidikan tak sehat itu antara lain tak nyaman berbeda pendapat, tak mampu menghargai pendapat orang lain yang berbeda, haus kekuasaan pemerintah untuk mengatur berpikir, dsb.

"Ini semua perlu dibereskan segera. Apakah pemerintahan mendatang paham seriusnya budaya bernalar ini? Entah!" pungkasnya. (wak)

0 comments

Leave a Reply