Sebut Saja “Napak Tilas CTB”

Oleh : Wildatul Jauharoh

Siang itu, ketika kami sedang asik makan rujak di pinggiran sawah, salah seorang kawanku, Eny, tiba-tiba memberitahukan sesuatu. “Heh Wil, iki diundang cah cah CTB rapat engko sore nggo pembahasan penanaman cemoro karo mangrove, iso gak?” ujar Eny. “Oke, siap,” jawabku santai.

Wah, jarang-jarang pas lagi liburan kayak gini ada yang ngajakin rapat, kataku dalam hati. Tepat pukul 16.00 WIB, aku dan kawanku itu sudah sampai di tempat rapat yang sudah diinfokan tadi. “Heh  ndang mlebu leh, ora popo,“ ujar salah seorang yang ada di dalam ruangan tersebut dengan nada khas mBulunya.

Saat itu kami memang sedikit sungkan untuk masuk  ke tempat tersebut, ya maklum saja, itu pertama kali aku ikut kumpul bareng anak-anak yang biasanya hanya berinteraksi di dunia maya saja. Tapi tak lama kemudian kami akhirnya memutuskan untuk masuk.

Singkat cerita, hasil rapat sore itu adalah fiksasi untuk acara penanaman cemara dan mangrove yang akan diadakan dua hari ke depan. Rencana penanaman mangrove dan cemara tersebut merupakan  salah satu kerja nyata komunitas di CTB yaitu PAUS dan ANPAL.

Bagiku ini merupakan kemajuan yang luar biasa bagi CTB, terlebih acara penanaman cemara dan mangrove itu bekerja sama dengan MAHIPAL (Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Ronggolawe Tuban) dan Mangrove Center Tuban.  Jadi komunitas PAUS dan ANPAL tak hanya naik gunung aja kerjaannya.

“O... ternyata udah sampai sejauh ini toh perkembangan mereka.  Kalau kata Pak Alfian yang kayak gini namanya progresif, En, “ kataku pada Eny. Awalnya, aku kira  Coretan Tiang Bulu (CTB) itu hanya sebuah grup facebook yang isinya orang-orang Bulu saja. Tapi ternyata CTB tidak hanya sebatas itu.

Setelah selama ini aku membaca hasil karya-karya tulisan yang ada di blog (Seputar mBulu) maupun dalam grup,  aku berpikir bahwa bagi aku pribadi,  wadah seperti ini yang membuat masyarakat Bulu bisa maju seiring dengan perkembangan zaman. Dan, memang  banyak yang sepakat dengan pendapatku ini.

Hal ini aku ketahui ketika aku ikut turun langsung ke lapangan dalam kegiatan penanaman cemara dan mangrove. Banyak warga selain para pemuda yang tergabung dalam CTB itu sendiri ikut  membantu, baik dari segi tenaga maupun dana. Hal ini merupakan bukti bahwa kegiatan dari CTB sudah diterima dan mendapat banyak dukungan dari masyarakat Bulu.

Jujur, aku memang terkesan dengan komunitas CTB ini.  Tidak hanya berperan dalam media informasi bagi  warga bulu, khususnya yang berada di perantauan saja, CTB juga merupakan sebuah wadah bagi para warga Bulu khususnya para pemuda yang siap dan mau berjuang untuk membangun desa ini lebih baik lagi.

Lewat komunitas-komunitasnya yang sangat cocok untuk para pemuda. CTB memang mampu menarik perhatian para pemuda Bulu.  Dari mulai BL FC, PAUS, ANPAL  bahkan yang membuat aku lebih terkesan lagi adalah adanya perpustakaan yang di buat oleh CTB.

“Yang suka olahraga ya di kasih wadah, yang suka baca ya dikasih wadah, yang suka penjelajahan alam juga dikasih wadah,” ujar salah seorang pegiat CTB.  Meskipun terhitung belum lama berdiri, bahkan sistem dan struktur keorganisasian saja belum ada, namun anak-anak CTB ini, bagiku sudah cukup baik dalam berkontribusi  dan bermanfaat bagi masyarakat Bulu. Aku yakin ke depanya wadah pererat komunitas bernama CTB ini benar-benar menjadikan desa Bulu menjadi desa yang makmur, sejahtera dan diridhoi Allah. Amiin.   

0 comments

Leave a Reply