Jiwa Cakrawarti Samudra Nelayan Bulu

SEPUTAR MBULU - Sejarawan Bulu, Erfan Djawawi, menilai istilah jiwa cakrawarti samudra yang dimaksud dalam pidato pelantikan Jokowi kemarin sama halnya dengan spirit nelayan Bulu: bantalan ombak kemulan angin (berbantalkan ombak berselimutkan angin).

Menurutnya, jiwa cakrawarti samudra merupakan jiwa pelaut yang berani berbantalkan ombak dan berselimutkan angin. "Bantalan ombak kemulan angin itu adalah spirit moyang (nelayan) Bulu," ujar pria yang juga Koordinator Coretan Tiang Bulu (CTB) ini saat dihubungi, Selasa, 21 Oktober 2014.

Seperti diketahui, Jokowi dalam pidota pertamanya sebagai presiden mengajak rakyat untuk bekerja keras mengambalikan Indonesia sebagai negara maritim. Mengutip kata-kata Bung Karno, Jokowi mengatakan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara besar, maju, dan kuat harus memiliki jiwa cakrawarti samudra.

”Presiden pertama Republik Indonesia Bung Karno mengatakan bahwa untuk membangun Indonesia menjadi negara besar, negara kuat, negara makmur, negara damai, kita harus memiliki jiwa cakrawarti samudra; jiwa pelaut yang berani mengarungi gelombang dan empasan ombak yang menggulung,” ujar Jokowi.

Jokowi menambahkan, samudra, laut, selat, dan teluk adalah masa depan peradaban Indonesia. "Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudra, memunggungi selat dan teluk,” katanya.

Untuk itu, Jokowi yang mengaku sebagai nahkoda yang dipercaya rakyat mengajak semua warga Indonesia untuk naik ke atas kapal Republik Indonesia dan berlayar bersama menuju Indonesia Raya. "Kita akan kembangkan layar yang kuat. Kita akan hadapi semua badai dan gelombang samudra dengan kekuatan kita sendiri,” tegasnya. (wak)

0 comments

Leave a Reply