ANALISIS SEORANG ENHA


Aku NH (baca : EnHa), seorang anak pesisir dari Desa mBulu, aku lahir pada tahun 1990, mungkin terlalu dini buatku untuk memprediksikan apa yang bakal terjadi pada Desa yang sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai seorang nelayan.

Mungkin terdengar konyol, apalagi kalau dilihat dari latar belakang keluargaku, aku bukan seorang pelaut begitu juga dengan orang tuaku, aku hanya seorang anak yang secara kebetulan hidup dalam Desa para pelaut.

Pengetahuanku soal laut mungkin tak cukup untuk dibuat presentasi,  ilmuku baru seujung kuku atau mungkin tak ada sama sekali, tapi bukan berarti aku harus menutup mataku soal Desa tempat tinggalku, aku mengamati, meneliti, memperhatikan dan menyimpulkan segala yang terjadi di Desa tempat aku tinggal ini.

22 tahun aku terdiam dalam desa ini dan menjadi saksi perkembangan desa yang terjadi, analisisku mengatakan, 10 tahun kedepan Desa mBulu ini akan menjadi pusat peradaban Kecamatan Bancar, meskipun aku tahu di daerah Bancar sendiri telah berdiri pabrik-pabrik besar tapi analisisku mengatakan Pusat Peradapan orang Bancar adalah Desa mBulu.

Semakin lama Desa ini berkembang dengan pesat, tak rugi jika hidupku habis di Desa amis ini, pasalnya aku adalah salah satu dari banyak saksi atas perkembangan desa, mulai dari pembangunan pelabuhan sandaran perahu, juga pembangunan yang dilakukan desa yang terus berkembang dengan pesatnya, salah satunya pembangunan pasar dan proyek-proyek PNPM desa.

Tapi bukan itu saja analisisku, semakin besar lumbung maka semakin banyak pula tikusnya, semakin besar proyeknya semakin besar juga penyimpangan yang terjadi pada pengelolahannya. Ada dua proyek besar yang sedang di garap di Desa ini, yang pertama adalah proyek Pelabuhan Desa, sebagian anak muda Desa sudah mulai memperkirakan tentang proses kedepannya Pelabuhan nantinya, ada yang mengatakan pembangunan pelabuhan ini adalah untuk perahu-perahu besar dari luar jawa yang nantinya bakalan nyandar, sehingga membuat perahu lokal tak terurus, tapi ada juga yang mengatakan bahwa Pembangunan pelabuhan ini untuk memperlancar pentransferan minyak yang dulu sempat di prediksikan bahwa di Desa ini terdapat minyak bumi, sehingga membuat penduduk nelayan lokal jadi terbengkalai. Dari celotehan-celotehan diatas aku menyimpulkan bahwa disini akan terjadi manipulasi politik besar-besaran, hal itu di tandai dengan munculnya perahu baru yang katanya hasil sumbangan dari negara, tapi salah seorang anak nelayan mengatakan itu adalah hadiah dari salah satu kelompok koperasi nelayan. Pertanyaanya sekarang, kenapa yang mengurusinya hanya satu pihak saja? kalau itu milik negara, kenapa pegawai negara (TPI) tak ada yang ikut mengurusi, kalau milik Kelompok Koperasi Nelayan, kenapa cuma satu pihak yang mengurusi, padahal ada lebih dari satu kelompok koperasi nelayan yang ada di desa ini.

Yang kedua adalah proyek pembangunan Pasar Baru Banjarjo, dana tak jelas dari mana sehingga pasar itu mulai berdiri, ada yang menyebutkan itu dana dari PNPM, ada yang menyebutkan dana itu dari bantuan daerah, yang lebih mengejutkan lagi ada yang bilang dana itu adalah dari individu, kalau memang benar itu dana dari individu, berarti tanah desa dijual tanpa sepengetahuan majikan/pemilik (penduduk) dan lagi-lagi manipulasi politik bermain dibalik semua ini.Beberapa bulan kemarin BPD mencoba menghentikan proses pembangunan ini tapi tak berhasil, hingga tersiar kabar telah tergelontor dana sekitar 2 juta/orang untuk pengurus desa termasuk sebagian besar pengurus BPD dan proses penindakan pembangunan pasar ini pun berhenti. Salah seorang pengurus BPD mengatakan : sekarang tinggal rakyat yang bisa menghentikan proses pembangunan itu, kami pengurus BPD sudah tak bisa gerak lagi, kekuatan terbesar ada pada rakyat.

Itulah dua proyek besar yang masih menjadi tanda tanya, belum lagi proyek-proyek kecil yang juga terbumbui oleh manipulasi politik, terus bagaimana cara menghentikan manipulasi politik?, Almarhum Gur Dur pernah berkata kalau kita tidak bisa membersihkan tikus dalam lumbung maka bakar lumbungnya, karena tikusnya sudah menguasai lumbung.

Bukan money politik yang aku cemaskan tapi manipulasi politik yang aku takutkan [..] EnHa


0 comments

Leave a Reply