Sebuah Cahaya

Saat ku menatap langit di pagi yang indah, tampak secercah cahaya menerangi langit itu yang membuat nya tampak elok nan menawan. Tetapi setelah lama ku memandang, lama- kelamaan langit yang cerah dan bercahaya itu tiba-tiba menjadi langit suram yang diselimuti oleh gumpalan-gumpalalan awan yang berwarna hitam pekat, hitam sekali dan sangat pekat sekali. Sampai-sampai pagi yang biasanya selalu indah dan bersinar cerah, tiba-tiba kini telah berubah layaknya malam di jam 12 malam tepat tanpa ada satupun penerang, petang,,hitam,,,gelap,,,dan gelap sekali.
sampai-sampai karena gelapnya pagi itu, seluruh wajah-wajah dan jiwa-jiwa cerah yang ada di balik kemilau cahaya beserta sinar cerah yang menerangi setiap hati manusia,kini tak ada wajah dan jiwa satupun yang  kelihatan keelokan sinarnya.

Aku bingung dan takut, takut. takut, dan.....
darah mulai mendesir di seluruh tubuhku, lalu satu persatu tetesan keringat mulai keluar dari pori-pori kulitku, tess,,,teess,,teess....hingga membasahii seluruh tubuhku.
Akupun berlari tanpa ada tujuan yang pasti,berlari dan terus berlari..
hingga aku menemukan kembali pagi ku yang indah dan bercahaya tanpa terselimuti awan hitam kegalauan yang menyelimuti pagi indahku.

..................

Hitam di awan itu, semoga berganti dengan pelangi dan cahaya kuning yang menyilaukan mata karna indah nya.
Ya, semoga seperti itu hingga aku terlelap karna telah lelah berlari tanp
a arah.
Terlelap bersama mimpi di sebuah taman berhias bunga dan bidadari

Setelah lama ku terlelap dalam mimpi-mimpiku, tiba-tiba satu,dua,tiga,, tetesan air menghampiri wajahku.
Akupun tersentak kaget dan langsung terbangun dari tidur panjangku
.
Saat aku membuka kedua mataku, hujan yang telah lama aku rindukan,kini telah datang menyapaku.
Sungguh bahagiannya diriku. kegersangan hati yang sekian lama mengidap dalam hati ini, kini telah terhapuskan oleh tetes demi tetes air yang turun dari langit.

Air hujan itu terus berjatuhan tetes demi tetes membasuh darah yang mengering pertanda luka yang siap untuk membaik,
terus menetes hingga darah kering itu bersih tak bersisa, berg
anti dengan raga yang lebih mampu tegap untuk menjalani nafas hari,
perlahan, dan semua nya akan kembali seperti semula ketika luka itu belum pernah hadir.

Perlahan dan perlahan luka itu telah sembuh.
kini hujan telah reda, akupun bersemangat untuk menjalani hari-hariku yang selalu bergerak maju.
saat aku terdiam sejenak, te
rlihat di mataku pelangi yang sungguh indah sinarnya terbentang dari langit ufuk timur hingga ufuk barat.

[]el Hiekam

0 comments

Leave a Reply