Man Jaddah Wa Jaddah


Kebutuhan untuk bertahan hidup yang tak pernah terbatas menjadi alasan bagi Tasripah (47) untuk terus bersungguh- sungguh melakoni pekerjaannya sebagai tukang pijat keliling. “ Kalau saya gak ikut bekerja jadi tukang pijat kayak gini ya ndak bakal cukup untuk menghidupi keluarga saya. Terkadang kalau pelanggan lagi sepih dan saya butuh uang, saya jadi tukang cuci, “cerita Tasripah yang saat itu sedang memijat salah satu pelanggan. 

Sudah tiga bulan terakhir ini Tasripah sepenuhnya menjadi tulang punggung keluarga, dikarenakan sang suami jatuh sakit dan tidak pergi melaut selama tiga bulan. “ Alhamdulillah suami saya masih punya tabungan dari hasil melautnya, tapi untuk biaya pengobatan selama tiga bulan ya sudah habis, “ ujar Tasripah, “ditambah lagi anak saya yang kedua, sekarang kelas 6 SD, biayanya semakin mahal, “ imbuhnya. 

Perempuan separu baya ini selalu mencintai pekerjaannya ,terbukti ia tidak pernah pilih-pilih pelanggan yang meminta jasanya. “ Siapa yang minta dipijat ya saya pijat, yang penting dapat uang yang halal,  “ jelasnya. Akan tetapi Tasripah mengaku hanya berani memijat wanita saja, pernah suatu hari ia mendatangi rumah pelanggan yang hendak ia pijat, tapi ternyata pelanggan tersebut seorang pria, meskipun dengan perasaan yang tidak enak dan sedikit terpaksa ia tetap melakukan kewajibannya tersebut , karena saat itu ia benar-benar sedang membutuhkan uang untuk membeli beras. Tak hanya uang yang ia dapatkan, terkadang ia juga mendapatkan baju-baju bekas dari pelanggannya yang kebetulan orang berada. 

Di manapun rumah pelanggan yang meminta jasanya, ia tidak ragu-ragu untuk mendatanginya baik yang rumahnya di Bulu Jowo, Bulu Meduro maupun Karang Gayam (samping kuburan nyamplung), bahkan sampai di Karang Dhuwur, sementara ia sendiri tinggal di desa Bulu Banjarjo. “ suatu hari saya diminta memijat salah satu pelanggan yang rumahnya di Karang Nduwur sampai larut, sekitar pukul 22.00 WIB mau tidak mau saya harus pulang sendirian jalan kaki. “ ungkap tukang pijat yang gemar bercerita kepada pelanggan ketika sedang memijat ini. 

Kendati demikian, Tasripah selalu meyakini  bahwa apabila manusia mau berusaha dengan sungguh-sungguh pasti Allah akan membantu, “ kalau manusia mau sabar, berusaha dan terus bersyukur yang namanya rejeki itu pasti ada saja datangnya,  nyatanya dengan pekerjaan saya seperti ini saja, keluarga saya alhmdulillah sudah bisa makan setiap hari dan kebutuhan yang lain juga tercukupi, meskipun pas-pasan, “ tutur wanita yang akrab dipanggil Sripah ini mengakhiri pembicaraan. **Sanj


0 comments

Leave a Reply