Finally...
"... bahasa menunjukkan bangsa..."
Begitulah kira-kira potongan pepatah yang ada, artinya kalau
boleh saya mengutarakan bahwa kesopanan yang terkandung didalam bahasa
itu sering mencerminkan tingginya peradaban suatu bangsa. Semakin tinggi
ragam bahasa maka bisa "disimpulkan" tingkat kecerdasan pikiran,
kekreatifan tingkah laku dan beragamnya kebudayaan.Tetapi perbendaharaan
kata jelas mencerminkan ide dan
pengalaman-pengalaman yang pernah dan sedang dihayati oleh suatu bangsa.
Di samping perbendaharaan kata, berbagai variasi tutur seperti ragam,
dialek, tingkat tutur, dan tata format yang ada
di dalam bahasa itu pun dengan baik mencerminkan apa yang dialami oleh
bangsa di dalam berbagai segi kehidupannya. Baiklah anda jangan percaya
dengan teori diatas, karena teeori itu terucap dimulut seorang seperti
saya, tapi dengan mengkesampingkan siapa saya dan dengan segala
kerendahan hatimu kawan, marilah kita sama-sama menjawab pertanyaan
dibawah ini dengan iklas tanpa mengharap hadiah 1 Milyar rupiah --
Karena ini bukan quis Who Want To Be a Milionaire.
Pernahkan anda menemukan negara yang tingkat kedetailan bahasanya melebihi detailnya bahasa yang ada di negara anda; Indonesia?
Kalo jawaban anda belum pernah, maka selamat anda akan memasuki pertanyaan selanjutnya.
Pernahkah terbetik dalam pikiran anda bahwa negeri yang anda diami saat
ini sangat mungkin, kemungkinan besar, dulunya kekaisaran dunia yang
menjadi sumber segala peradaban besar?
Dan saya menjawab sangat mungkin. Terserah apa jabawan anda.
Itu hanya setitik bukti dari ranah bahasa yang disampaikan seorang yang
tidak pernah kuliah di sastra bahasa, jangan percaya karena percaya
kepada saya adalah malapetaka bagi anda. Tapi mungkin anda akan percaya
bahwa bangsa anda adalah bangsa dari nenek moyang peradaban yang ada
jika dilakukan penelitian ilmiah dari seorang ilmuan. Mungkin seperti
peradaban besar Atlantis yang sering disebut orang dengan istilah "Benua
yang Hilang".
Atlantis !
Kata yang singkat namun
membangkitkan perasaan yang mendalam pada sesuatu yang menakjubkan,
sebuah misteri dan rasa kehilangan yang tidak tergantikan. Perasaan
campur aduk ini sudah ada sejak masa Plato, filosof besar yang menulis
tentang Atlantis sekitar dua setengah ribu tahun silam, ketika Yunani
masih menjadi pusat peradaban dunia Barat. Tetapi, apakah Atlantis
sekedar mitos? sebuah dongeng moral? kreasi Science Fiction? atau, ia
benar-benar ada dalam sejarah, yang entah bagaimana diangkat lagi ke
dunia nyata oleh pena ajaib Plato?
Sebenarnya, pakar-pakar dibidang ini belum bersepakat apakah Atlantis
pernah ada atau tidak lebih dari kayalan Plato belaka; dongeng moral
yang dibuat Plato sebagai latar belakang etis bagi republik kayalan yang
ideal, yang ia kemukakan dalam karya-karya lainnya, khususnya yang
berjudul Republik. Beberapa pakar lebih senang berada di tengah-tengah
dan menyatakan bahwa cerita Plato tentang Benua yang Hilang itu hanyalah
hal-hal yang biasa yang dilebih-lebihkan , yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari.
Nah kawan, buku "Atlantist The Lost Continent Finally Found"
yang dikarang oleh Prof. Arysio Nunes dos Santos, Ph.D, seorang geolog
dan fisikawan nuklir dari Brazil, mungkin akan mencenangkan anda, Buku
Prof. Santos merupakan salah satu yang paling mencenangkan dibanding
tulisan lainnya yang pernah ada terkaitan dengan Atlantist. Beliau
mengungkap dan membalikan rahasia yang terpendam mengenai supremasi
barat sebagai nenek moyang perdaban dunia.
Dengan berbagai metode-metode ilmiah yang ada, buku ini jelas-jelas
membuktikan bahwa asal-muasal peradaban dunia yang disebutkan Plato
ternyata ada di Timur, tepatnya di Nusantara. Kesimpulan ini didapat
setelah Prof. Santos melakukan penelitian selama 30 tahun. Ciri-ciri
Atlantist yang dicatat Plato, secara menegejutkan, sangat cocok dengan
kondisi geografis Indonesia daripada kawasan-kawasan lain di dunia. Dan
yang lebih penting lagi adalah kisah tentang Atlantis bukanlah sekedar
dongeng, tetapi nyata-nyata ada dan dapat dilacak tinggalan-tinggalannya
melalui penelitian interdispliner.
Dan sayang beribu-ribu sayang, saya tidak bisa menulis rincian
metode-metode penelitian di sini, keterbatasan ilmu sains, khusunya
terkait geologi, yang saya miliki hanya mampu menulis secara umum. Tapi
yang jelas, Teori baru, yang disampaikan Prof. Santos tentang Atlantis
ada di Indonesia mungkin terdengar agak aneh dan bahkan menggelikan saat
pertama kali diajukan. Kondisi hal ini saya kira serupa dengan yang
dialami Heliosentrisme, yang menyebabkan para pendukungnya dipenjara.
Begitu juga yang menimpa teori Relativitas, yang ditolak oleh semua
ilmuan hingga sekitar 15 tahun kemudian ketika Einstein akhirnya
berhasil mendapat dukungan Sir Arthur Eddington, ahli Matemtika dan
astronomi ternama Inggris. Dan semua keraguan tentang teori ini hanya
bisa diputuskan benar tidaknya oleh Mahkama Waktu.
Apalagi kalau kita kaitkan dengan unsur politik, jelas teori Prof.
Santos ini akan di anggap "angin lalu" oleh para pemikir-pemikir atau
ilmuan-ilmuan barat, yang saat ini merasa diatas puncak sebagai pemegang
saham terbesar atas peradaban dunia, tentu tidak lepas dari sematan
sifat congkaknya. Melalui buku ini Prof. Santos menyatakan bahwa dari
masa ke masa ada usaha untuk terus menyembunyikan kebenaran tentang
kisah Atlantis. Jika ada orang yang berani membocorkan rahasia ini,
hukumannya bisa sangat fatal: kematian! Mengapa demikian ? Ada
kecurigaan bahwa kuasa-kuasa pengetahuan di Barat sengaja dan dengan
cara-cara sistematis sekaligus laten tidak mengungkapkan rahasia ini
kepada dunia. Jika rahasia ini terbongkar, sudah pasti mereka harus
mengakui bahwa ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang mereka kukuhi saat
ini ternyata berasal dari Timur, dimana dalam hal ini Prof. Santos
dengan sangat yakin menyatakannya sebagai Indonesia.
Saya tertarik dengan untain kalimat dari Kyai Mbeling, Emha Ainun Najib
atau akrab disebu Cak Nun, dengan sarkasmenya dia menuturkan "Sejak 200 tahun yang lalu kekuatan bangsa Indonesia membuat dunia miris.
Maka perlahan-perlahan, terdisain atau tak sengaja, terdapat semacam
perjanjian tak tertulis di kalangan kepemimpinan dunia di berbagai
bidang: Jangan sampai Indonesia menjadi bangsa yang besar, jangan sampai
Negara Indonesia menjadi Negara yang maju. Sebab potensi alam dan
manusia tak bisa dilawan oleh siapapun. Kalau diberi peluang, masyarakat
Setan dan Iblispun kalah unggul dibanding ummat manusia Indonesia.
Sedangkan orang Indonesia hidup iseng dan sambilan saja dalam melakukan
apapun: setan-setan sudah semakin terpinggirkan dan kehilangan
pekerjaan".
Buku ini saya kira menjadikan kita, bangsa Indonesia, tau bahwa ternyata
kita adalah ahli waris peradaban tertua di dunia, yang tentu saja
kitapun mewarisi gen nenek moyang yang sudah sangat maju peradabannya.
And the last..
Recomended kawan, silahkan baca dan silahkan selami metode-metode ilmiah ini sebagai upaya penolak balak akan dongengan Indonesia yang lemah dan rapuh. [] WB

0 comments